Pergeseran Paradigma Doter
Oleh. Mohammad Takdir Ilahi
Cita-cita menjadi seorang dokter
selalu menjadi idaman setiap orang ketika masih memasuki sekolah dasar. Idaman
menjadi seorang dokter tidak lepas dari profesi yang sangat mulia untuk
membantu orang lain sehat. Karena merupakan profesi yang mulia, seorang dokter
selalu dibutuhkan tenaganya oleh banyak orang untuk menyembuhkan orang sakit .
Selain guru atau dosen, profesi
yang paling banyak diminati oleh sebagai dokter. Dalam dunia kerja, dokter
termasuk diantara profesi paling menjanjikan yang memberikan daya tarik bagi
setiap orang sebagai sebuah pilihan yang memungkinkan tercapainya kesejahteraan
hidup dan peningkatan taraf ekonomi. Tidak heran bila profesi dokter banyak
diminati sebagai pilihan studi menjanjikan, meskipun biaya yang harus
dikucurkan tidak sedikit.
Pengalaman menunjukkan bahwa di
tengah persaingan dunia kerja yang semakin ketat, profesi dokter tetap menjadi incaran
setiap orang untuk membangun karir gemilang dan menakjubkan. Buktinya, masih
banyak orang yang menaruh harapan akan profesi mulia ini sebagai langkah
primordial dalam mencari pekerjaan sesuai dengan minat dan prestise yang yang
sangat menjanjikan di tengah ketatnya persaingan hidup di dunia kerja.
Sebagai profesi mulia untuk
membantu orang sakit, dokter menjadi harapan bagi setiap orang untuk mengubah
nasib dari kehidupan miskin ke kehidupan yang serba kecukupan. Profesi dokter
memang merupakan salah satu profesi mulia diantara profesi guru yang menempati
posisi penting bagi pencerdasan kehidupan bangsa. Seorang dokter berperan
penting sebagai perantara untuk menyembuhkan orang sakit atau mencegah segala
macam penyakit yang menghantui kehidupan manusia.
Mitos Profesi
Kedokteran
Sebagai salah satu profesi yang
menjanjikan, dokter memang dikaitkan dengan profesi yang memberikan daya tarik
dari segi finansial maupun pundi-pundi penghasilan luar biasa. Dalam dunia
pekerjaan, profesi mulia ini sering dikontekstualiasikan dengan mitos-mitos
seputar profesi kedokteran. Mitos ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa
profesi ini lebih mudah untuk mencari pekerjaan, mendatangkan pundi-pundi uang,
mobil dan rumah yang mewah, maupun mitos-mitos lain yang turut serta menyertai
profesi kedokteran.
Terlepas dari mitos seputar profesi
kedokteran, agaknya agak memang masuk akal dan bisa diterima dalam aspek dunia
kerja. Namun, mitos tersebut tidak sepenuhnya benar karena zaman sekarang
mencari pekerjaan bukan sesuatu yang mudah didapatkan. Apalagi pekerjaan yang
diincar adalah profesi dokter yang memang diminati banyak orang sebagai pilihan
profesi atau pekerjaan yang paling menjanjikan diantara profesi lainnya.
Perjalanan karir menjadi seorang
dokter memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Profesi dokter termasuk
profesi yang cukup rumit diantara pekerjaan lain yang banyak diincar oleh
orang. Selain dibutuhkan waktu hampir empat tahun untuk menyelesaikan sarjana
kedokteran, ternyata masih dibutuhkan waktu satu tahun lagi untuk pendidikan co-ass dan ujian kompetisi dasar
kedokteran untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STG) sebagai langkah awal
untuk memulai kepraktekan.
Perjalanan karir menjadi seorang
dokter dalam dekader terakhir terus mengalami perubahan. Sebelum era 1990-an,
menjadi seorang dokter PNS terasa sangat mudah bila dibandingkan dengan era
sekarang. Ketika era 1990-an, setiap dokter yang lulus praktik, hampir pasti
diangkat menjadi PNS sehingga semakin mempermudah untuk meningkatkan taraf
ekonomi dengan segala fasilitas yang telah tersedia.
Berbeda dengan era reformasi
sekarang ini, yang semakin dipersulit dengan semakin ketatnya persaingan untuk
menjadi seorang dokter. Menurut dr Yusuf Alam Romandhon dalam buku I am Doctorpreneur, tuntutan kemandirian
dokter lebih kuat bila dibandingkan dengan banyaknya calon dokter. Tidak
sebandingnya persentase jumlah formasi dokter PNS yang dibutuhkan dengan jumlah
pendaftar, membuat dokter harus betul-betul mandiri agar tidak tergantung
kepada pemerintah untuk diangkat menjadi dokter.
Antara Mengembalikan
Modal dan Pengabdian
Menjadi seorang dokter adalah
cita-cita sebagian anak Indonesia yang menghendaki profesi ini sebagai jalan
membangun karir di masa depan. Namun, menjadi seorang dokter membutuhkan banyak
perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit, terutama biaya studi kedokteran
yang sangat mahal. Untuk ukuran kalangan menengah ke bawah, cita-cita menjadi
seorang dokter mungkin hanya menjadi mimpi di siang bolong.
Profesi kedokteran memang identik
dengan kalangan menengah ke atas yang memiliki kemampuan finansial untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Selain mahalnya biaya kuliah, biaya ujian kompetensi
untuk mengambil praktek juga terbilang sangat mencengangkan. Tidak heran bila
hanya segelintiran orang saja yang mampu mewujudkan impiannya menjadi seorang
dokter, namun tidak menutup kemungkinan kalangan menengah ke bawah juga bisa
menjadi seorang dokter.
Meski demikian, biaya kuliah dan
ujian kompetesi untuk memperoleh idzin praktik bisa menjadi penghambat bagi
seseorang untuk mewujudkan impiannya. Mahalnya biaya studi kedokteran ternyata
sebanding dengan gaji yang diterima nanti ketika sudah lulus ujian kompetesi
praktik. Tidak heran bila profesi dokter menjadi profesi yang paling diminati
dan diincar oleh setiap orang sebagai langkah awal untuk memperbaiki dan
meningkatkan taraf ekonomi.
Besarnya biaya profesi kedokteran
membuat orang yang lulus uji kompetensi dan diangkat menjadi dokter PNS,
berupaya mengembalikan modal yang telah dikeluarkan ketika masih menyelesaikan
sarjana kedokteran maupun ketika mengikuti pendidikan co-ass dan ujian kompetensi dokter untuk mendapatkan Surat Tanda
Registrasi (STG) praktek. Untuk mempercepat usaha balik modal, tidak jarang
seorang dokter merambah ke bisnis di seputar kesehatan, semisal promosi
kesehatan yang bisa dilakukan untuk mengedukasi ibu hamil dan pendidikan pola
asuh.
Seorang dokter yang membangun
bisnis di seputar kesehatan sering disebut dengan doctorpreneur atau dokter pengusaha dengan menarik keuntungan di
bidang kesehatan tanpa harus membenai pasien. Menjadi dokter kreatif dan
mandiri menjadi salah satu ciri doctorpreneur
yang berupaya memanfaatkan peluang demi menarik keuntungan dengan membuka
klinik sendiri di rumah.
Tidak heran bila paradigma dokter
telah mengalami pergeseran antara pengabdian dan tuntutan untuk mengembalikan
modal. Selain tuntutan untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkan ketika
masih studi kedokteran, profesi ini juga tidak boleh lupa dengan tugas utamanya
untuk membantu orang sakit. Profesi mulia ini berkaitan dengan sumpah profesi untuk
mematuhi kode etik kedokteran tentang nilai-nilai etika yang harus dijaga
dengan penuh ketulusan. Sumpah profesi seorang dokter juga berkaitan dengan
komitmen membantu pelayanan kesehatan secara sungguh-sungguh tanpa ada
intervensi dari pihak mana pun dalam menangani dunia kemedisan.
Profesi seorang dokter merupakan
bentuk pengabdian terhadap sumpah profesi yang telah diucapkan untuk membantu
siapa saja tanpa memandang latar belakang kehidupan. Sebagai bentuk pengabdian,
profesi dokter harus disertai dengan ketulusan tanpa pamrih demi melayani
setiap orang yang mengalami sakit atau membutuhkan pertolongan kesehatan secara
cepat dan tetap sasaran. Pengabdian ini tentu saja amat mulia dihadapan manusia
dan juga sang pencipta, karena seorang dokter telah menyediakan waktu, tenaga,
dan pikirannya untuk menolong orang sakit. Maka, profesi mulia ini jangan
sampai dijadikan kesempatan untuk meraup keuntungan dengan membebani pasien tanpa
pamrih dan balas budi.
href
=
"http://blogfpkr.wordpress.com"
><
img
alt
=
"Lomba Blog FPKR"
src
=
"http://blogfpkr.files.wordpress.com/2013/12/widget-lomba-blog-fpkr-30-plus-kecil.jpg"
width
=
"300"
height
=
"300"
/></
a
>
Komentar
Posting Komentar
isilah komentar tentang blog saya