Mendamba Karakter Pahlawan Masa Kini

Oleh. Mohammad Takdir Ilahi

Bung Karno pernah menguraikan semangat kemerdekaan yang menyala-nyala, yakni kampium-kampium kemerdekaan, majulah kemuka, dan susunlah pergerakanmu menurut garis-garis yang saya tentukan. Semangat heroisme ini, memobilisasi kemerdekaan yang telah lama didamba oleh segenap bangsa Indonesia. Dengan semangat yang berlipat ganda, Bung Karno tidak pernah berhenti bersuara dan menggelorakan kepercayaan diri yang tiada henti sampai akhirnya Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan utuh sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pernyataan Bung Karno tersebut memang memberikan pengaruh luar biasa bagi semangat juang para pahlawan bangsa untuk mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya. Kita patut bersyukut atas rahmat Tuhan yang telah memberikan keyakinan dan kebesaran hati terhadap semua rakyat yang tidak pernah putus berdo’a demi kemerdekaan yang kita damba. Pada saat itu juga, Bung Karno melontarkan pernyataan lagi yang menggugah dan mengobarkan semangat juang kita bersama. Ia mengatakan, “dengungkanlah suara bentengmu hingga menggetarkan udara, tumpahkan segenap jiwa ragamu ke dalam partai massa, tumpahkan segenap jasmani dan rohanimu ke dalam perjuangan massa, dan tumpahkan segenap nyawamu menjadi api kesadaran dan api kemauan massa”.

Dalam mengisi kemerdekaan ini, kita membutuhkan para pahlawan masa kini yang mampu memberikan sumbangsih besar terhadap bangsa. Pahlawan ini nantinya akan menjadi pelopor bagi kemajuan bangsa ke arah yang lebih demokratis dan dinamis. Kita membutuhkan pahlawan yang mampu dalam segala bidang kehidupan. Dalam artian, kita berharap akan banyak bermunculan pahlawan yang memang betul-betul mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur, Indonesia yang sejahtera dan memiliki komitmen untuk menjadi juru penyelamat dalam setiap peroblem kebangsaan.

Dalam konteks kekinian, pahlawan memang tidak lepas dari keberanian dalam membela kebenaran, kegigihan dalam memperjuangkan keadilan dan kemampuan dalam mengatasi poblem kebangsaan. Tidak hanya itu saja, kita masih membutuhkan pahlawan yang betul-betul mempunyai perhatian dan kepedulian untuk membawa perubahan mendasar terhadap bangsa Indonesia. Kita membutuhkan pahlawan yang mampu menangkap para koruptor yang telah menyengsarakan rakyat banyak.

Pahlawan itulah yang diharapkan mampu mengatasi setiap problem kebangsaan, terutama masalah korupsi dan kemiskinan yang sangat akut dan terus merongrong masa depan bangsa Indonesia. Kita memang betul-betul membutuhkan pahlawan tersebut sebagai juru penyelamat dalam setiap problem yang menghantui ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kebahagian seluruh rakyat Indonesia.

Kita tidak hanya memperingatinya dengan bentuk serimonial yang kurang memberikan pengaruh besar terhadap perbaikan kondisi bangsa. Tetapi bagaimana kita harus berkorban untuk mengembangkan skill yang kita miliki dan mencetak prestasi gemilang sebagai sumbangsih yang besar bagi kemajuan bangsa ke depan. Kita mesti melakukan inovasi dan revolusi dalam merubah kondisi bangsa yang carut marut akibat krisis multidimensional yang berkepanjangan.

Selanjutnya, kita harus memahami bahwa para pahlawan bukan saja berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa, tetapi juga yang paling fundamental mereka telah menanamkan dan menumbuhkan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang kemudian lebih dikenal dengan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial. Nilai-nilai luhur tersebut, pada gilirannya menjadi kekuatan identitas yang lebih melekat dan inhern dalam setiap masing-masing elemen bangsa.

Untuk itu, pada momen luar biasa ini, marilah kita memberikan penghormatan dan apresiasi positif kepada para pahlawan atas segala pengorbanan dan perjuangannnya bagi kemerdekaan bangsa Indonesia. Salah satunya yang sangat fundamental adalah dengan merevitalisasikan nilai-nilai budaya yang dapat memberikan makna dan perjuangan bagi pahlawan kita, sehingga cita-cita luhur bangsa Indonesia, yakni masyarakat Indonesia yang adil dan makmur dapat tercapai sesuai harapan kita bersama.

Spirit Nasionalisme

Dalam kondisi yang amat memperihatinkan ini, kita sebagai bangsa yang berdaulat sejatinya memiliki kesadaran pribadi untuk membangun perubahan dan gerakan yang bisa memberikan semangat pantang mundur kepada kader-kader bangsa, demi perbaikan dan kemajuan bangsa yang kita cintai.

Dalam konteks ini, berhubung masih dalam momen “Indonesia Merdeka”, kita perlu menyegarkan kembali spirit nasionalisme yang stagnan dan ambivalen kepada kader-kader bangsa, terutama generasi muda yang akan menjadi penerus estafet kepemimpinan bangsa ke depan. Dari kepemimpinan pemuda ini, kita bisa banyak berharap bahwa masa depan bangsa ke depan dapat berubah.

Dengan mengacu pada kesadaran, maka spirit nasionalisme dapat menjadi angin segar terhadap cita-cita pembangunan bangsa yang lebih egaliteral. Kesadaran inilah yang kemudian, memunculkan ide kreatif untuk mendirikan sebuah gerakan pembaharuan, yakni Budi Utomo. Gerakan yang didirikan oleh Dr. Soetomo ini, akhirnya mampu mengobarkan semangat anak muda untuk melawan penjajah dan berjuang demi cita-cita kemerdekaan.

Pada titik inilah, kemerdekaan yang telah diraih dengan susah payah, perjuangan yang keras, dan pengorbanan yang tidak dapat ditawar-tawar, pada giliranaya mesti menjadi komitmen dan cita-cita ideal mahasiswa dalam mengisi kemerdekaan dengan jalan mengaplikasikan keilmuan yang dimiliki untuk kepentingan orang banyak. Sehingga substansi kemerdekaan yang sebenarnya, mampu membawa perubahan mendasar terhadap perbaikan dan kemajuan bangasa di masa depan. Salah satu upayanya adalah dengan menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Dalam artian, bahwa kita harus menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada bangsa yang mempunyai cita-cita lepas dari segala bentuk kapitalisme, hidonisme, konsumerisme dan materialisme.

Terlepas dari perjuangan para pahlawan kita sebagai pelaku sejarah dalam kemerdekaan bangsa Indonesia, peringatan Hari Pahlawan dalam konteks masa kini perlu ditingkatkan kualitasnya heroiknya. Saat ini kualitas peringatan itu semakin menurun dari tahun ke tahun. Dalam artian, kita tidak mampu menghayati dan merefleksikan makna Pahlawan yang sebenarnya. Peringatan Hari Kemerdekaan yang diperingati sekarang, pada dasarnya lebih kepada peringatan yang bersifat serimonial, bukan mengacu pada refleksi dalam memberikan makna baru kepahlawanan dan berusaha mengisi kemerdekaan yang telah diraih dengan semangat yang baru pula.

Mohammad Takdir Ilahi, Penulis Buku Ajaran Seputar Gajah Mada, Ajaran Arjuna, dan Keajaiban Manchester United (Diva Press, 2009).

Komentar