Masa Depan Mesir Pasca Mubarak

Oleh. Mohammad Takdir Ilahi

Perjuangan rakyat Mesir melalui aksi demonstrasi besar-besaran selama 18 hari untuk menumbangkan rezim Hosni Mubarak, akhirnya menjadi kenyataan. Setelah memimpin Mesir selama 30 tahun, Mubarak menyatakan mundur dari tampuk kekuasaan yang sudah lama dipegangnya. Pernyataan sikap mundur Mubarak tidak disampaikan sendiri, melainkan ia meminta Omar Sulaeman untuk menyampaikan bahwa dirinya resmi mengundurkan diri dari jabatan Presiden Mesir.

Pengunduran Hosni Mubarak dari tampuk kekuasaan, memang sudah diduga sebelumnya karena aksi demonstrasi yang dilakukan warga Mesir semakin mencapai puncaknya pada hari Jum’at kemarin. Tidak heran bila tekanan yang sangat tinggi ini, membuat Hosni Mubarak meletakkan jabatannya kepada Dewan Jendral Mesir. Padahal kurang dari 24 jam, Hosni Mubarak berpidato bahwa dirinya tidak akan mundur dari kursi kepresidenan yang telah dijabat selama 30 tahun lamanya.

Setelah mendengar pernyataan resmi dari Omar Sulaeman, rakyat Mesir begitu sangat antusias menyambut mundurnya Hosni Mubarak yang dianggap gagal total dalam memberikan jaminan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masa depan Mesir. Seluruh warga Mesir yang tumpah ruah di alun-alun Tahrir menyambut dengan suka cita sebagai bentuk kemenangan rakyat yang telah lama diperjuangkan untuk menumbangkan rezim otoriter.

Tidak hanya para demonstran di Mesir yang merayakan tumbangnya rezim Mubarak, melainkan warga Mesir yang tinggal di berbagai belahan dunia juga turut bergembira merayakan sebuah kemenangan besar yang sangat bersejarah bagi masa depan Mesir. Bahkan, tokoh utama oposisi Mesir,Mohamed ElBaradei, ikut menyambut gembira pengunduran diri Mubarak itu dan mengharapkan adanya transisi kekuasaan yang indah di negara itu.

Pada titik inilah kita bisa mengatakan bahwa pengunduran Mubarak merupakan bagian dari kemerdekaan dari represi dan tekanan penguasa yang telah membuat kesenjangan luar biasa bagi rakyat Mesir sehingga masalah kemiskinan, pengangguran, dan praktek korupsi semakin merajalela di negeri Piramid itu. Sebuah kemerdekaan tanpa kepemimpinan otoriter mengiringi perjalanan revolusi rakyat yang memang menghendaki adanya perubahan dalam kepemimpinan di Mesir.

Pasca mundurnya Hosni Mubarak dari tampuk kekuasaan, warga Mesir belum sepenuhnya merasa tenang karena transisi kepemimpinan Mesir dikendalikan langsung oleh militer. Sebagaimana diketahui bahwa militer masih belum berpihak kepada rakyat, melaikan bertekuk lutut di bawah perintah Mubarak. Itulah mengapa, rakyat Mesir sangat berharap terhadap kepemimpinan militer agar dapat mengendalikan pemerintahan sesuai dengan keinginan rakyat.

Bagaimana Masa Depan Mesir?

Pasca mundurnya Hosni Mubarak dari tampuk kekuasaan, bagaimana dengan masa depan Mesir selanjutnya? Setelah mundurnya Mubarak, kita berharap rakyat Mesir bisa menata kembali kehidupan mereka yang sempat lumpuh total akibat aksi demonstrasi selama 18 hari lamanya. Tidak heran bila perekonomian Mesir nyaris lumpuh sepanjang dua pekan terakhir sehingga harus segera dipulihkan agar rakyat Mesir dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka yang sempat terlunta-lunta.

Di saat perayaan menyambut mundurnya Mubarak, rakyat Mesir harus melanjutkan kehidupan dan pembangunan untuk mencapai masa depan yang mencerahkan dan lebih baik dari sebelumnya. Dengan kata lain, rakyat Mesir tidak boleh terlalu berlebihan merayakan kemenangan mereka atas tumbangnya rezim Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun. Akan tetapi, rakyat Mesir mesti berupaya memulihkan ekonomi mereka dengan modal dan semangat yang masih menyala-nyala pasca jatuhnya rezim Mubarak.

Saya mencermati bahwa masa depan Mesir masih ada di tangan rakyat. Ini karena, rakyat berperan penting dalam menggulingkan sebuah pemerintahan yang otoriter dan diharapkan mampu melakukan transisi kepemimpinan secara damai dan terbuka sehingga nanti akan muncul pemimpin baru yang bisa menampung aspirasi seluruh rakyat Mesir.

Untuk sementara, Dewan Jendral Militer akan tetap berkuasa di Mesir, paling tidak sampai pemilihan presiden yang diperkirakan akan digelar Agustus atau September mendatang. Padahal, berdasarkan undang-undang Mesir, ketua parlemen Mesir seharusnya mengambil alih kekuasaan dengan kapasitas sebagai penjabat sementara. Namun semua orang tahu bahwa militerlah sebagai lembaga politik paling kuat di Mesir yang akan berkuasa.

Kendati demikian, Militer harus bisa mengendalikan transisi ini agar berjalan aman dan damai sehingga tidak lagi mengorbankan jiwa para demonstran. Kita memang mencermati bahwa posisi militer berada di pusaran tengah walau semula tidak ingin turut menggulingkan Presiden Mubarak, namun pada sisi lain militer juga tidak tega mengusir massa yang menumpuk di Lapangan Tahrir.

Pada titik inilah, kita masih menaruh harapan agar militer mampu mengendalikan pemerintahan sementara dengan jalan damai agar rakyat Mesir merasa puas dengan adanya transisi kekuasaan yang akan berjalan dalam waktu dekat ini. Sebagai sebuah kekuatan penting di Timur Tengah, Mesir diharapkan bisa tetap memainkan peranan strategis untuk menjaga keutuhan perdamaian di kawasan Timur Tengah dengan tidak lagi berpihak pada kepentingan Amerika dan Israel. Ini karena, Mesir merupakan kunci utama yang bisa membawa Timur Tengah untuk mencapai perdamaian, namun juga tidak menutup kemungkinan membawa ke arah peperangan yang berkepanjangan.

Di sinilah peran dari militer Mesir untuk mengawal jalannya transisi kekuasaan yang diharapkan bisa mempersatukan seluruh rakyat Mesir agar tidak mudah diintervensi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Kita masih menanti, apakah pemimpin baru Mesir nantinya akan mampu mendorong tegaknya keadilan di kawasan Timur Tengah dan menghindarkan perlakuan tidak bermartabat terhadap bangsa lain.

Akhirnya, rakyat berhasil melakukan revolusi yang merupakan pertama kalinya dalam sejarah Mesir. Ini artinya, bahwa kekuatan rakyat (people power) mampu menumbangkan rezim otoriter yang berkuasa, bahkan kekuatan militer sekalipun. Semoga revolusi yang bergulir di Mesir akan terus mengawal munculnya pemimpinan alternatif yang berpihak pada kepentingan rakyat sehingga kehidupan rakyat Mesir dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih menjanjikan.

Mohammad Takdir Ilahi, Staf Riset The Mukti Ali Institute Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Komentar