Tragedi Smolensk dan Duka Polandia

Oleh. Mohammad Takdir Ilahi

Dunia penerbangan kembali berduka setelah pesawat kepresidenan milik Republik Polandia jatuh ketika hendak mendarat di Bandara Smolenks, Rusia, sabtu (10/04). Hampir dipastikan seluruh penumpang pesawat yang berjumlah 96 orang itu tewas ditengah puing-puing kapal yang hancur dan terbakar. Yang lebih tragis, Presiden Polandia Lech Kaczynski dan First Lady (ibu negara) Maria Kaczynska termasuk di antara daftar 96 korban tewas dalam kecelakaan tersebut.

Selain Presiden Kaczysnki dan istrinya, pesawat kepresidenan jenis Tupolev Tu-154 tersebut saat itu juga mengangkut 88 pejabat dan elite pemerintahan Polandia. Berangkat dari Warsawa, mereka akan menghadiri upacara mengenang tewasnya ribuan tentara Polandia dalam pembantaian oleh pasukan Rusia pada era Perang Dunia II di Katyn. Sedianya, Presiden Rusia Dmitry Medvedev akan memberikan penghormatan bersama Presiden Kaczynski di pemakaman 22.000 tentara dan warga Polandia yang dibantai secara keji oleh aparat Uni Soviet di bawah kepemimpin Joseph Stalin ketika menginvasi Polandia. (Kompas, 11/04/2010).

Tewasnya Presiden Polandia seolah-olah telah meruntuhkan semangat dan perjuangan warga Polandia yang menginginkan kejelasan soal jenazah 22.000 tentara dan keluarga mereka yang menjadi korban kekejaman aparat Uni Soviet. Tuntutan akan kejelasan pembantaian itu selalu dinantikan oleh keluarga korban yang menghendaki pemerintah Rusia meminta maaf secara langsung kepada warga Polandia yang menjadi korban. Setelah kecelakaan pesawat itu merenggut semua penumpang, warga Polandia menyatakan berkabung dan berduka cita atas meninggalnya Presiden, pejabat, dan elite pemerintahan Polandia.

Pemimpin Dunia Berduka

Tidak hanya warga Polandia yang merasa kehilangan dan berduka atas terjadinya kecelakaan pesawat itu, para pemimpin dunia juga ikut merasakan kepedihan dan penderitaan warga Polandia yang menghendaki kejelasaan soal tragedi Katyn. Saya menyadari bahwa tragedi Smolensk itu benar-benar mengerikan bagi rakyat Polandia sehingga kita patut berbela sungkawa atas kecelakaan pesawat tersebut yang telah merenggut nyawa pemimpin mereka.

Kita bisa mencermati pernyataan duka cita yang datang dari Kanselir Jerman, Angela Merkel, Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen, dan Uni Eropa. Polandia tercatat sebagai anggota Uni Eropa. Bahkan, Polandia menjadi satu-satunya anggota Uni Eropa yang tidak terkena krisis finansial 2008-2009. Suatu pencapaian yang patut diberi acungan jempol, karena Presiden Kaczysnki memiliki kontribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan dan kemajuan Polandia di tengah persaingan hidup yang semakin kompleks.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, juga tidak luput memberikan penghormatan kepada Kaczynski yang dinilainya telah mengabdikan hidupnya kepada warga Polandia. Sarkozy menambahkan bahwa Kaczynski adalah pejuang tak kenal lelah yang terus meyakini nilai-nilai demokrasi, kebebasan, dan perjuangan melawan totalitarianisme demi memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh warga Polandia. Sementara Presiden Susilo Bambang Yudhoyona juga turut menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Presiden Polandia itu.

Tidak berlebihan bila PM Polandia, Donald Tusk melukiskan peristiwa itu sebagai peristiwa paling tragis bagi Polandia pasca-Perang Dunia II. Betapa tidak, peristiwa yang kita kenal sebagai “tragedi Smolensk” telah merenggut nyawa para pemimpin Polandia yang memiliki jabatan srategis, termasuk Presiden Polandia sendiri. Kematian Presiden Polandia tersebut kemungkinan besar akan mengubah lanskap politik dan pemilihan umum tentu bisa dipercepat untuk mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan Kaczysnki.

Kalau kita baca jejak perjuangannya, Presiden Kaczynski, pernah menjadi sekutu tokoh dan pahlawan solidaritas di Polandia, yakni mantan Presiden Lech Walesa. Dia juga merupakan pendiri Partai Hukum dan Keadilan bersama saudara kembar identiknya, Jaroslaw Kaczynski yang mundur dari partai ketika menjadi presiden pada 2005. Saudara kembarnya, Jaroslaw, juga pernah menjabat perdana menteri (PM) pada 2006-2007. Kedua bersaudara itu pun sempat memerintah bersama di Polandia. Ketika Kaczynski tewas dalam kecelakaan pesawat, warga Polandia sangat berduka sehingga mereka menyalakan lilin dan meletakkan bunga tanda berkabung di depan Istana Kepresidenan di Warsawa.

Sampai saat ini belum diketahui motif kecelakaan pesawat yang menewaskan Presiden Kaczynski dan sejumlah pejabat pemerintahan Polandia. Akan tetapi, Menurut Juru Bicara pemerintahan Smolensk, Andrei Yevseyenkov, kesalahan pilot menjadi faktor utama penyebab kecelakaan pesawat tersebut. Faktor lemahnya sumberdaya manusia (pilot) harus menjadi fokus utama dalam mengidentifikasi berbagai persoalan yang dilakukan pengendali pesawat tersebut. Sekitar 70-80 persen penyebab banyaknya kecelakaan adalah faktor kualitas sumberdaya manusia (pilot) yang kurang mumpuni dalam mengantisipasi kehilangan keseimbangan pada pesawat yang dikendalikannya.

Tragedi Kathyn: Sebuah Refleksi Kritis

Tewasnya Presiden Polandia dalam sebuah kecelakaan pesawat menjadi refleksi bagi kita semua pihak guna meningkatkan jaminan keselamatan bagi para penumpang. Berbagai kecelakaan penerbangan di berbagai belahan dunia seolah-olah menjadi phobia yang terus merambah pada ancaman keselamatan penumpang. Tidak heran bila persoalan penerbangan menjadi dilema bagi semua pihak, terutama yang bertugas memantau operasi pemberangkatan maskapai penerbangan secara berkelanjutan.

Tragedi Smolensk yang menewaskan pejabat pemerintahan Polandia semakin memberikan tekanan psikologis bagi warga Polandia yang belum mendapatkan kepastian akan kejelasan tragedi Kathyn. Tragedi itu selalu menjadi duri dalam daging hubungan antara Rusia-Polandia. Hal itu dipicu dengan pembantaian yang dilakukan aparat Uni Soviet kepada warga Polandia yang menelan korban hampir 22.000 jiwa.

Dengan kecelakaan pesawat tersebut, upacara penghormatan terhadap korban tragedi Kathyn seolah-olah telah menjadi api dalam sekam dan tragedi itu sampai sekarang masih mengusik keluarga korban pembantaian kekejaman pemerintahan Stalin. Sungguh sangat disayangkan, upaya diplomasi untuk memperbaiki hubungan Rusia-Polandia berakhir dengan duka cita yang mendalam, khususnya bagi warga Polandia.

*Mohammad Takdir Ilahi, Staf Riset The Mukti Ali Institute Fakultas Ushuluddin UIN Jogjakarta. Emael. tkdr_ilahi@yahoo.co.id.

Komentar